Hai sobat cendekiawan, selamat hari raya idul adha ya…
Mumpung masih anget-angetnya kita merayakan hari besar kita, jangan lupa ya untuk tetap mengikuti aturan yang berlaku, salah satunya adalah larangan berpuasa untuk umat islam..
Ehh, mau puasa, kok dilarang?
Eitss, tenang dulu, ternyata semua itu ada alasannya kok. Yuk langsung kita bahas
Hari-hari yang diharamkan untuk berpuasa
1. Hari Raya Idul Fitri
Tanggal 1 Syawal telah ditetapkan sebagai hari raya umat Islam. Hari itu adalah hari kemenangan yang harus dirayakan dengan bergembira. Karena itu syariat telah mengatur bahwa pada hari itu tidak diperkenankan seseorang untuk berpuasa sampai pada tingkat haram. Meski tidak ada yang bisa dimakan, paling tidak harus membatalkan puasanya atau tidak berniat untuk puasa.
2. Hari Raya Idul Adha
Hal yang sama juga pada tanggal 10 Dzulhijjah sebagai Hari Raya kedua bagi umat Islam. Hari itu diharamkan untuk berpuasa dan umat Islam disunnahkan untuk menyembelih hewan Qurban dan membagikannya kepada fakir msikin dan kerabat serta keluarga. Agar semuanya bisa ikut merasakan kegembiraan dengan menyantap hewan qurban itu dan merayakan hari besar.3. Hari Tasyrik
Hari tasyrik adalah tanggal 11, 12 dan 13 bulan Dzulhijjah. Pada tiga hari itu umat Islam masih dalam suasana perayaan hari Raya Idul Adha sehingga masih diharamkan untuk berpuasa. Namun sebagian pendapat mengatakan bahwa hukumnya makruh, bukan haram. Apalagi mengingat masih ada kemungkinan orang yang tidak mampu membayar dam haji untuk puasa 3 hari selama dalam ibadah haji.Nah itu sobat, beberapa hari yang tidak diperkenankan untuk berpuasa, jadi totalnya ada 5 hari. kalau pengen lebih bewarna, kamu bisa lihat rangkumannya di gambar berikut
Kenapa ya kok tidak boleh berpuasa?
Ternyata ada hikmah di balik larangan berpuasa di hari Tasyrik menurut Ibnu Rajab.
Yaitu, Ketika orang-orang yang bertamu ke Baitullah telah mengalami keletihan karena perjalanan berat yang mereka lalui, di samping kelelahan setelah ihram dan melaksanakan manasik haji dan umrah, Allah mensyariatkan kepada mereka untuk beristirahat dengan tinggal di Mina pada hari kurban dan 3 hari setelahnya.
Allah perintahkan mereka untuk makan daging sembelihan mereka.
Di saat itulah, mereka mendapatkan jamuan dari Allah, karena kasih sayang Allah kepada mereka.
Sementara itu, kaum muslimin di belahan negeri yang lain, turut menyemarakkan ibadah seperti yang dilakukan jamaah haji.
Kaum muslimin memperbanyak amalan ibadah selama 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.
Mereka juga disyariatkan untuk memperbanyak dzikir, bersungguh-sungguh dalam ibadah, dan bersama-sama berusaha menggapai ampunan Allah dengan menyembelih hewan kurban.
Setelah itu, mereka bersama-sama merayakan Idul Adha dan hari tasyrik.
Setelah mereka lelah dengan memperbanyak ibadah, selanjutnya mereka beristirahat, menikmati hidangan daging qurban di hari tasyrik.
Allah syariatkan kaum muslimin untuk menjadikan hari ini sebagai hari makan-makan dan minum, agar bisa membantu mereka untuk semakin giat dalam berdzikir mengingat Allah dan melakukan ketaatan kepada-Nya
Dan itu merupakan bentuk syukur nikmat yang paling sempurna.
Nikmat yang kita terima, menjadi sarana untuk membantu agar semakin giat melakukan ibadah.
Mengingat keistimewaan hari tasyrik, sebagai orang yang beriman, hendaknya kita maksimalkan upaya untuk mendapatkan limpahan rahmat dan pahala dari Allah di hari itu.
Berusaha untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan, memperbanyak amal soleh dan berbagai bentuk ibadah kepada Allah.
Selain itu, ada juga pendapat dari ustad kita, yaitu Ustad Somad.
Beliau bertutur sebagai berikut
“Kata tasyrik berarti cahaya matahari, diambil dari kata syarraqa, yusyarriqu, tasyriq. Mengapa disebut tasyrik atau tasyriq, karena saat itu ada cahaya matahari dan itu waktu yang tepat buat orang-orang Arab menjemur daging,” jelasnya.
Mengapa pula tak boleh berpuasa di hari tasyrik?
“Karena itu masih dalam rangka hari raya Idul Adha. Di hari tasyrik kita wajib makan dan minum, masih boleh memotong daging,” jelasnya.
Larangan berpuasa bagi umat Islam di hari raya Iduladha didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari.
“Dua hari ini adalah hari yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam larang untuk berpuasa di dalamnya yaitu Idul Fithri, hari di mana kalian berbuka dari puasa kalian. Begitu pula beliau melarang berpuasa pada hari lainnya, yaitu Idul Adha di mana kalian memakan hasil sesembelihan kalian.” (HR. Bukhari no. 1990 dan Muslim no. 1137)
Atas dalil hadis tersebut, kaum muslimin bersepakat (berijma’) tentang haramnya berpuasa pada dua hari raya, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.
Sedangkan pengharaman berpuasa bagi umat Islam pada hari kedua hingga ketiga setelah hari raya Iduladha atau hari Tasyrik, didasarkan pada dalil hadis Rasulluah Muhammad SAW:
“Hari-hari tasyriq adalah hari makan dan minum.” (HR. Muslim no. 1141, dari Nubaisyah Al Hudzali).
Imam Nawawi rahimahullah memasukkan hadits ini di Shahih Muslim dalam Bab “Haramnya berpuasa pada hari tasyriq”.
Imam Nawawi rahimahullah dalam Al Minhaj Syarh Shahih Muslim mengatakan, “Hari-hari tasyriq adalah tiga hari setelah Idul Adha. Hari tasyriq tersebut dimasukkan dalam hari ‘ied.
Hukum yang berlaku pada hari ‘ied juga berlaku mayoritasnya pada hari tasyriq, seperti hari tasyriq memiliki kesamaan dalam waktu pelaksanaan penyembelihan qurban, diharamkannya puasa (sebagaimana pada hari ‘ied, pen) dan dianjurkan untuk bertakbir ketika itu.”
Itulah hari yang diharamkan berpuasa, gimana nih sobat cendekiawan? Sudah paham belum??
Kalau ada yang ingin ditanyakan kamu bisa menghubungi kami dengan mengisi form di sini.
Jangan lupa share ke temen-temen ya, siapa tau mereka belum mengerti, "karena berbagi itu indah".