Sunday, October 6, 2019

Bidang Hukum : Warisan Peradaban Islam

Bidang Hukum : Warisan Peradaban Islam cendekiawan

Selamat datang di cendekiawan id, pada kesempatan kali ini kita akan membahas peranan hukum bagaimana teknis hukum dari sistem barat muncul. oke, lets go...

Bidang Hukum

Sebagian pemikir mengemukakan bahwa cara penetapan hukum di Eropa terpengaruh dengan cara penetapan hukum Islam dalam berbagai masalahnya. Sedangkan sebagian pemikir lainnya mengingkari hal itu dan menafikannya secara mutlak.

Namun terlepas dari apakah hukum Islam berpengaruh atau tidak berpengaruh pada hukum yang ada di Eropa, yang jelas hukum Islam bersumber dari kehendak Sang Pencipta Yang Maha Mulia dan sunnah Nabi-Nya serta ijtihad para ulama umat Islam, lebih unggul secara mutlak dari semua hukum konvensional yang ada.

Ini, bukan sekedar kepercayaan dalam agama Islam, melainkan juga sesuai dengan hasil penelitian ilmiah bahwa syariat Islam adalah satu-satunya hukum yang membela kemanusiaan dan sesuai dengan tuntutannya dalam meluruskan kehidupan manusia di muka bumi. Dalam hal ini, kita cukup melihat kesaksian seseorang yang berkebangsaan Prancis bernama Lion Rose yang mengaku berpura-pura masuk Islam karena alasan politik dan intelegen.

Akan tetapi ketika ia melihat hakekat agama ini yang sebenarnya, ia langsung memeluk agama Islam dengan sungguh-sungguh. Ia lalu menulis buku berjudul "Tiga Puluh Tahun bersama IsIam" yang diterbitkan pada tahun 1904 M. Dalam buku itu, ia mengatakan:
"Saya telah lama berpura-pura memeluk Islam agar saya dapat leluasa bertemu Pangeran Abdul Qadir Al lazairi. Saya berhasil mengelabuhinya. Ia percaya kepada saya dan mengangkat saya menjadi sekretarisnya. Akan tetapi saya lalu mendapatkan agama Islam lebih baik dari pada agama yang saya kenal. Islam benar-benar agama kemanusian, alam, ekonomi, dan sastra. Tidak ada hukum konvensional kami yang tidak tersentuh oleh hukum Islam. Bahkan saya melihat hukum yang oleh Joel Simon dianggap sebagai hukum alam, menurut saya, ia telah mengambilnya dari hukum Islam. " Ia juga mengatakan tentang Islam dan syariatnya yang adil, "

Islam adalah satu-satunya agama yang memberikan solusi kepada hak-hak dan kewajiban anak secara adil, dengan mengakui kelahiran anak dan menolak perlakuan menyimpang seperti yang dikatakan oleh aliran dalam agama Katolik tentang adanya anak sah dan anak haram, yang mana diperlukan secara berbeda antara keduanya.

Anak sah mendapatkan semua haknya dan anak haram tidak mendapatkan sama sekali haknya." Penulis berkebangsaan Prancis ini sebenarnya merujuk kepada kaedah Islam yang sangat terkenal, yaitu bahwa al-walad li al-firasy (anak milik pembaringan yang sah).

Pengelompokan Tentara Menjadi Pasukan Berkuda (Chivalril Orang Arab pada masa jahiliyah memiliki cara interaksi yang mulia, baik dalam keadaan perang maupun damai. Cara interaksi seperti ini dipertegas oleh Islam dan disesuaikan dengan dengan ajarannya yang penuh kelembutan dan anjurannya untuk menjaga kehormatan, berakhlak mulia, berkasih sayang, menolong orang yang dizalimi, dan mengangkat derajat orang yang hina.

Ketika orang-orang Eropa telah berbaur dengan kaum muslimin di Andalusia, mereka merasa kagum dengan cara interaksi seperti ini. Sebagian dari mereka lalu meniru cara interaksi ini agar kelak menjadi prinsip dalam berbagai aspek pergaulan sehari-hari, di samping juga mengambil nilai-nilai kemanusiaan yang menjadi propaganda orang-orang Eropa terutama yang berhubungan dengan akhlak dalam berperang.

Para penulis Eropa mengakui bahwa sistem pengelompokan tentara menjadi pasukan berkuda (chivalry) berasal dari kaum muslimin, terutama kaum muslimin yang berada di Andalusia. Inilah pengakuan ahli sejarah, Veiridot yang menjelaskan dalam bukunya "Pemandangan Umum tentang Akhlak bangsa Arab di Andalusia pada abad kedua puluh," bahwa kaum muslimin di Andalusia pada masa Raja Al-Manshur bin Abi Amir telah membuat pengelompokan tentara menjadi pasukan berkuda, lalu membuat peraturan-peraturan yang ditiru oleh pasukan berkuda Eropa.

Seorang ahli sejarah berkebangsaan Spanyol, Renauld of Cordova, menegaskan bahwa dasar dasar pengelompokan tentara menjadi pasukan berkuda, keberanian, menjaga kehormatan, bersikap lembut kepada wanita dan menunjukkan penghormatan kepadanya, serta bersikap baik kepada para tawanan merupakan akhlak dan prilaku yang bersifat umum pada masa pemerintahan Raja Al-Manshur.

itulah keadaan saat hukum ketika islam datang, kalo kamu ingin tahu lebih dalam tentang siapa saja ilmuan muslim yang bergelut dibidang hukum, kamu bisa klik tombol berikut.
jika ada kritik dan saran, kamu bisa isi disini

Friday, October 4, 2019

llmu Sosial dan Humaniora : Warisan Peradaban Islam

llmu Sosial dan Humaniora : Warisan Peradaban Islam cendekiawan id

selamat datang di cendekiawan id, kali ini kita akan membahas keterkaitan antara ilmu sosial, humaniora, dan pengajaran islam dengan peradaban dunia, fokus ya..

llmu Sosial dan Humaniora

Pada abad keempat belas Hijriyah, seorang pemikir Arab, Ibnu Khaldun, telah membuat dasar-dasar ilmu sosial dalam pengantar bukunya " Al-lbar wn Diwan Al Mubtada'wn Al-Khabflr." Dalam buku itu, ia menguraikan secara panjang lebar dan cerdas tentang berbagai fenomena sosial berdasarkan metode ilmiah dan bukan dengan cara mengutip dari para pemikir sebelumnya.

Pada pengantar itu, kita dapatkan juga pendahuluan awal tentang ilmu ekonomi dan ekonomi politik yang terpikirkan oleh manusia untuk pertama kali. Kita dapatkan juga bahwa buku ini merupakan buku pertama yang membahas tentang filsafat sejarah

Dalam buku " seiarah Dunia" karangan Al-Biruni kita dapatkan pembahasan penting tentang agama-agama di India, kebiasaan dan tradisi bangsa-bangsa di kepulauan India, dan tentu saja ini merupakan studi mendalam yang tidak pernah ada sebelumnya.


Bidang Pengajaran

Universitas Eropa bermunculan seperti universitas Islam dalam metode dan sistem pembelajarannya serta dalam hal-hal yang bersifat fisik, yang mana penekanan studi di universitas itu terpaku pada literatur-literatur induk berbahasa Arab yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. 

Demikian juga dengan buku-buku Yunani yang telah diterjemahkan oleh kaum muslimin ke dalam bahasa Arab yang kemudian ditambah dengan penjelasan dan komentar, lalu diterjemahkan oleh orang-orang Eropa ke dalam bahasa Latin.

Ketika universitas-universitas Islam pengajarannya dilakukan di teras-teras masjid dan diajarkan ilmu-ilmu agama di samping ilmu-ilmu pengetahuan alam, humaniora, dan sastra, maka universitas dan sekolah di Eropa dilaksanakan di teras-teras gereja dan rumah ibadah. Ini jelas berbeda jauh dengan keadaan sebelumnya pada masa Yunani dan Romawi ketika yayasan pendidikan sepenuhnya dipisah dari tempat ibadah dan dianggap tidak ada hubungan antara keduanya. Bahkan ketika dibangun universitas universitas yang besar, bangunannya pun terpisah dari gereja.

Pelajaran agama masih diajarkan bersamaan dengan ilmu-ilmu lainnya hingga abad kesembilan belas Masehi. Universitas-universitas di Eropa juga mengikuti cara universitas Islam dalam memberikan ijazah, yang mana para dosen memberikan ijazah kepada mahasiswa atas kelulusannya dalam belajar dan dengan ijazah itu ia diperbolehkan untuk mengajar atau memberikan ceramah sesuai dengan ilmu yang dipelajarinya. Ijazah ini di Barat kemudian dikenal dengan sebutan "licentia"' yang diterjemah secara langsung dari kosa kata bahasa Arab "ijazah."

Mahasiswa di universitas-universitas dunia Islam memiliki pakaian tersendiri yang berbeda dari seragam kampus lainnya dan dari tahun ke tahun. Para dosen di universitas Islam biasa memakai thailasan (baju panjang seperti jubah) dan kebiasaan ini kemudian ditiru oleh dosen dan mahasiswa di Eropa sehingga mereka juga memakai seragam kampus. 

Topi seperti itu sampai sekarang masih selalu dipergunakan pada acara wisuda mahasiswa. Para dosen dan mahasiswa muslim juga biasa memakai peci, dan peci ini sangat umum pemakaiannya di Andalusia. Orang-orang lalu menirunya dengan menambah sebagian aksesoris pada bagian luarnya sehingga menjadi topi resmi universitas, sekalipun pemakaiannya hanya terbatas ketika wisuda.

Universitas-universitas di Eropa juga meniru universitas dan sekolah Islam dalam memberikan dan beasiswa (scholarship), yang pada mulanya berupa santunan belajar baik berupa uang maupun barang atau keduanya. Beasiswa ini diberikan kepada mahasiswa dan pelajar muslim yang tinggal di gedung-gedung yang telah diwakafkan kepada lembaga pendidikan. 

Sebagaimana dalam universitas dan sekolah Islam juga terdapat sistem "bersebelahan" atau menempatkan mahasiswa dan pelajar dalam asrama yang bersebelahan dengan kampus dan sekolah mereka. Setelah itu, di Eropa juga muncul asrama-asrama kampus untuk para mahasiswa.

inilah gambaran umum dari kondisi saat itu, sehingga banyak sistem pendidikan didunia dipengaruhi oleh islam, untuk tahu tokoh yang berkontribusi lebih lengkapnya, kamu bisa klik tombol dibawah ini


semoga bermanfaat
jika ada kritik dan saran, kamu bisa isi disini

Thursday, October 3, 2019

Bahasa dan Sastra : Warisan Peradaban Islam

Bahasa dan Sastra : Warisan Peradaban Islam cendekiawan id

Selamat datang di cendekiwan id, kali ini kita akan membahas hubungan bahasa dan sastra dengan peradaban eropa, agar kita tahu ternyata selama ini banyak sekali klaim ilmu pengetahuan yang disematkan ke bangsa eropa itu. Sudah saatnya kita sadar dan bangga dengan islam yang telah membumikan quran dengan bahasa arab. ok, langsung kita mulai

Bahasa dan Sastra

Bahasa Arab merupakan bahasa yang besar dan tidak diragukan. Bukan saja karena kitab Al-Qur'an diturunkan dengan bahasa Arab sehingga menambah kemulian dan kedudukannya di antara berbagai bahasa lainnya, melainkan juga karena ia merupakan bahasa yang banyak digunakan untuk berbagai macam tujuan yang besar dalam mengungkapkan dan mendapatkan maknanya.

lnilah yang membuatnya dapat berinteraksi dengan ilmu filsafat, logika, dan ilmu-ilmu lainnya yang memakai puisi dan prosa. Anak-anak yang berasal dari negeri yang telah ditaklukkan oleh Islam mengetahui hal itu, sehingga mereka mulai mempelajari bahasa Arab dan menimba ilmunya dari pakarnya.

Di Andalusia secara khusus kita menemukan orang-orang Kristen Spanyol yang memiliki selera tinggi terhadap bahasa. Mereka berpaling dari bahasa Latin (bahasa kebudayaan dan agama di Eropa pada abad pertengahan) dan mulai mempelajari bahasa Arab, sastra, dan ilmunya sehingga wawasan dan pengetahuan mereka semakin luas.

Dalam hal ini kita memiliki kesaksian tersendiri dari seorang penulis kristen Spanyol yang hidup pada abad kesembilan Masehi. Ia bernama Alvaro. Ia merasa kecewa dengan sikap orang-orang Kristen Spanyol yang meninggalkan bahasa Latin dan mulai mempelajari bahasa Arab.

Ia mengatakan, "saudara-saudaraku sesama Kristen mempelajari puisi-puisi Arab dan kisah-kisah mereka. Mereka juga mempelajari buku-buku para fuqaha dan filsuf muslim, bukan untuk dilaksanakan, melainkan untuk mengasah kemampuan dalam berbahasa Arab secara teliti dan fasih"

Apakah Anda-pada saat itu-bisa menemukan orang-orang buta huruf yang membaca penjelasan kitab suci dengan bahasa Latin? Di mana orang yang mempelajari Injil dan kitab suci para nabi dan rasul itu? Semua pemuda Kristen yang mengetahui potensi bahasa Arab, mereka pasti mengetahui bahasa Arab dan sastranya.

Mereka juga membaca buku-buku berbahasa Arab dan mempelajarinya dengan serius dan mengoleksi berbagai literatur Arab sekalipun dengan harga yang mahal. Mereka berteriak lantang di mana-mana bahwa sastra ini layak dikagumi. Apabila anda berbicara kepadanya tentang buku-buku Kristen, mereka memberikan jawaban kepada Anda seraya mengolok-olok bahwa buku-buku itu lebih bodoh dan tidak perlu diperhatikan.

Hampir di antara ribuan orang dari kita tidak ada satu pun yang pintar menulis surat kepada temannya dengan bahasa Latin yang benar, padahal banyak di antara mereka yang bisa mengungkapkan pikiran mereka dengan bahasa Arab. Bahkan mereka bisa menulis puisi mengungguli puisi orang Arab sendiri.

Bahasa Eropa banyak dipengaruhi oleh bahasa Arab dan banyak meminjam istilah darinya, termasuk bahasa Latin sendiri. Di antara bahasa Eropa yang banyak mengambil dari bahasa Arab adalah bahasa Spanyol, yang mana sebagian pakar bahasa memperkirakan bahwa 17% dari kosa katanya berasal dari kosa kata Arab.

Dalam hal ini, seorang pakar bahasa Spanyol, Rafael La Pisa, mengatakan dalam bukunya, "Sejarah Bahasa Spanyol" yang diterbitkan pada tahun 1962, "Unsur serapan bahasa Spanyol dari bahasa Arab menempati posisi kedua setelah unsur serapan bahasa Latin. Dalam bahasa kita sekarang, diperkirakan ada empat ribu kosa kata berasal dari bahasa Arab.

Masyarakat Spanyol telah mengadopsi bahasa itu dan mewariskannya dari generasi ke generasi sebagai pengaruh dari interaksi peradaban Arab di tanah kelahiran mereka pada masa lampau, di samping iuga sebagai pengaruh dari cara hidup dan berpikir mereka."

Bangsa Eropa juga terpengaruh dengan sastra dan pemikiran Arab, sehingga mereka banyak mengutip pemikiran-pemikiran penting dari berbagai literatur Arab. Berikut di antara pengutipan yang paling menonjol dan sangat jelas pengaruhnya:
La divina comedia dan risalah Al Ghufran cendekiawan id
La divina comedia dan risalah Al Ghufran

Seorang penyair Itali terbesar, Dante Alighieri, dalam bukunya yang terkenal "La Deaina Commedia" (Komedi Ketuhanan) terpengaruh oleh Abu Al-Ala'Al-Ma'ri dalam bukunya "Risalah Al-Ghufran." Ia juga terpengaruh oleh Muhyiddin Al-Arabi dalam membahas Isra' dan Mi'raj dalam bukunya " Al-Futuhat Al-Makkiyah," dan pemikirannya bersumber dari Al-Qur'an tentang neraka dan Padang Mahsyar.

Yang jelas, Dante adalah kawan Prontio Latin yang pernah pergi ke Thulaithulah (Toledo) pada tahun 1260 dari Florensa, dan mengikuti kegiatan yang ada di sekolah Toledo. Dalam hal ini ada pengakuan penting dari seorang berkebangsaan Eropa. Adalah Asin Palasius, seorang orientalis besar, menulis dalam bukunya "lslam dan Komedi Ketuhanan" yang diterbitkan pada tahun 1917 M, bahwa Dante menulis buku "La Deaina Contmedia" berdasarkan buku "Risalah Al-Ghufran." Tanpa diragukan, ia juga menjelaskan sisi kemiripan antara dua karya tulis ini. Bahkan Palasius menafikan dengan tegas usaha sebagian pemikir Eropa yang menyatakan komedi ketuhanan berasal dari sebagian kisah-kisah kristiani yang tersebar di Eropa pada abad pertengahan.

Bukan ini saja, ia juga menegaskan bahwa cerita rakyat yang banyak tersebar di Eropa tentang pahlawan suci berasal dari kisah-kisah Arab dan Islam yang telah pindah ke Eropa pada masa masa sebelumnya. Tidak diragukan lagi bahwa Palasius adalah saksi ahli dan tidak mungkin diklaim memihak kaum muslimin, karena ia adalah uskup Katolik terkemuka.

Dua orang penyair Inggris, Geoffrey Chauser (1342 - 1400 M), dan John Lydgate (1370 - 1450 M) terpengaruh oleh kebudayaan Arab, keduanya merupakan penyair awal yang besar pengaruhnya bagi pergerakan puisi di Inggris setelah itu.
Il Principe dan Sirnj Al-Muluk cendekiawan id
Il Principe dan Sirnj Al-Muluk

Pemikir Itali, Niccolo Machiavelli, yang pemikirannya dimuat dalam bukunya "Il Principe" bersumber dari buku " Sirnj Al-Muluk" karangan Abu Zandaqah Ath Tharthusi. Bahkan yang diambil dari buku itu tidak hanya sekedar garis besarnya atau sebagiannya, melainkan pasal-pasalnya secara keseluruhan dipindahkan setelah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin.

Ada beberapa perkataan umum yang berpindah ke Itali dan oleh Machiavelli ditulis pengarangnya dalam bahasa Latin. Sebagian kritikus sastra yakin bahwa penyair besar Inggris, John Milton, juga terpengaruh oleh buku "Risalah Al-Ghufran" karya Al-Ma'ri, dan pengaruh itu nampak pada bukunya " Paradise Lost."

Buku pertama yang dicetak di Inggris pada tahun 1477 M adalah buku berjudul "Harapan dan Perkataan Para Filsuf" yang didasarkan pada buku Arab yang berjudul "Mukhtarul Hikam wa Mahasinul Kalam" (Kata Mutiara Pilihan), yang dikarang oleh Pangeran Mubasysyir bin Fatik Al-Mishri pada tahun 1053 M, dan buku ini telah diterjemah ke dalam beberapa bahasa di Eropa.

Banyak sastra Eropa yang terpengaruh dengan kisah "seribu Satu Malam" dari hikayah "Kalilah dan Dimnah." Adapun pengaruh hikayah ini dapat dilihat secara jelas dalam buku "Al-Amtsal" karangan penyair Prancis La Fontaine. Dalam bidang syair kita dapatkan bahwa cara pembuatan syair Arab telah ditiru dalam pembuatan syair Eropa, seperti yang tampak di daerah Propance di bagian Selatan Prancis pada abad kedua belas dan ketiga belas Masehi. Ini merupakan bukti terpengaruhnya syair Eropa oleh syair Arab. Disamping itu, ada juga kesamaan yang dominan antara nyanyian Andalusia dan nyanyian Spanyol yang dikenal dengan nama Villancico dan tersebar pada abad kelima belas Masehi.

itulah gambaran secara jelas bahwa kebudayaan bangsa barat tidak bisa dilepaskan dari pengaruh islam dan arab. bahkan hingga menyatu kedalam sastra. ini membuktikan bahwa bahasa arab sangat diterima dimasa itu.

untuk mengetahui ilmuan siapa saja yang berkontribusi dibidang ini, kamu bisa lihat di artikel berikut


semoga artikelnya bermanfaat, jika ada kritik dan saran kamu bisa menuliskannya disini

Wednesday, October 2, 2019

Kesenian Musik : Warisan Peradaban Islam

Kesenian Musik : Warisan Peradaban Islam cendekiawan id

Kesenian Musik

Banyak orang dari kalangan kita yang mengira bahwa kesenian musik, ilmu dan alat-alatnya ditemukan oleh orang-orang Eropa secara murni. Padahal kenyataannya mereka banyak berhutang jasa kepada bangsa Arab dalam hal ini.

Orang Arab telah banyak memasukkan alat-alat musik ke Eropa yang menjadi tulang punggung bagi seni musik di Barat. Misalnya pada abad ke-sebelas, orang Arab telah memasukkan alat musik rebana ke Eropa, kemudian disusul dengan dua alat musik lainnya, yaitu kecapi dan gitar.

Sebagaimana mereka juga memasukkan alat musik gendang, yaitu peralatan yang ditabuh. Dari orang Arab juga, orang Eropa mengetahui kastenyet yang dalam bahasa Arab disebut "Ash-Shinaj" dan dinukil ke bahasa Inggris menjadi " Sunaga." Mereka juga mengenal gendang segi empat yang mereka sebut "Ad-Darfu" dan "Bandir."

Kedua alat terakhir ini merupakan alat musik yang ditabuh dan telah ada sejak sebelum Islam. Eropa juga mengenal gendang Arab dan akhirnya beredar ke mana-mana dengan nama yang bermacam-macam, seperti "Tabal." Diantara alat musik yang dikenal Eropa juga dari Arab adalah Fanfare (musik yang dimainkan oleh terompet) yang berasal dari kata Arab " Anfar" jamak dari "Nafir. " Demikian juga dengan alat musik "Al-Qanun," yang oleh orang Eropa disebut "Canon."

Orang-orang Eropa juga mengambil dari Arab cara membuat melodi yang dalam bahasa inggris dikenal dengan nama "Tablature" yung banyak dipraktikkan di Baghdad dan kota-kota di negara Arab sebelum dibawa ke Andalusia.

Tablature adalah cara menggunakan tali kecapi atau gitar dengan menggunakan jari-jari tangan sesuai dengan not-not yang ada. Cara pembuatan melodi seperti ini masih tetap dipergunakan di Eropa hingga abad kedelapan Masehi, yang kemudian diganti dengan cara pembuatan melodi modern. .

Sebelum Eropa mengenal bangsa Arab dan kaum muslimiry nyanyian Eropa yang dilantunkan di gereja gereja masih sangat sederhana dan tidak rnemiliki susunan melodi yang indah. Lalu mereka belajar kepada bangsa Arab cara memasukkan melodi ke dalam lagu-lagu yang sederhana sehingga menjadi indah.

Dalam bukunya, "Kitab Al-Musiqa Al-Kabir," Ibnu Sina berbicara tentang pengaturan nada suara dan disebut "at-tadh'if" dan kadang-kadang disebut "at-tarkib." Inilah asal dari ilmu pengaturan nada suara yang sekarang di Eropa dikenal dengan istilah "Harmony" dan menjadi dasar pembuatan musik modern.

Para mahasiswa dari Eropa belaiar dasar dasar musik di Andalusia yang di antaranya berhubungan dengan pengaturan nada suara, dan ini di kalangan mereka dikenal dengan nama "organum."

Mari kita baca apa yang ditulis dalam bahasa Latin oleh sejarawan Spanyol, Virgile of Cordova pada abad ke-sebelas tentang pengaiaran yang berlangsung di Universitas Qordova, yang artinya, " Ada enam orang profesor yang mengajarkan ilmu nahwu setiap hari di Qordova.

Ada lima profesor yang senantiasa mengajarkan ilmu logika. Kemudian ada tiga profesor yang mengajarkan ilmu pengetahuan alam setiap hari. Sebagaimana juga ada satu orang profesor yang mengajar geometri, dan tiga orang mengajar fisika. Di sana ada juga dua profesor yang mengajarkan musik, itulah kesenian yang disebut dengan "orgtnum" atau dalam bahasa Arabnya " al-ar ghanah."

Seorang orientalis Britania, Dr. Henry Farmer menegaskan bahwa buku-buku yang diterbitkan dalam bahasa Latin pada abad pertengahan kebanyakan berasal dari teriemahan buku-buku berbahasa Arab. Hal yang sama juga ditegaskan oleh orientalis Wipra yang menyatakan bahwa musik abad pertengahan "aslinya adalah dari Arab."

Pernyataan senada juga diulangi oleh peneliti Spanyol, DR. Edmundo Coura Lopez dalam buku bukunya, bahwa musik Arab adalah induk musik Spanyol, sedangkan musik Spanyol adalah induk musik dunia.

Terakhir kita mengutip perkataan peneliti pertelevisian Inggris, James Burke, dalam bukunya " lndama Taghayyara Al-Alam" tentang peranan musik Arab, "Barangkali penghargaan itu perlu disematkan kepada para pemusik Arab yang telah membawa musik Arab dalam bentuk puisi dan alat-alat musik melalui daerah Provans di Tenggara Prancis dan melalui lagu-lagu yang dinyanyikan oleh para penyanyi keliling, sebelum akhirnya berubah menjadi puisi dan musik bercorak modern, akan tetapi masih terlihat pengaruh Arabnya. Kemudian pada tahun 1050, Guido D'Arenzo membuat tangga lagu dengan nama-nama Arab."

semoga artikel ini bermanfaat, jika ada kritik dan saran kamu bisa tulis di sini

Saturday, September 28, 2019

Tata Letak Kota dan Budaya : Warisan Peradaban Islam


Tata Letak Kota

Tata letak kota pada masa Islam menyatukan antara karakteristik tata letak kota pada peradaban sebelumnya dan banyak menambah nuansa keislaman, sehingga terbentuklah tata letak dan penataan kota yang maju dari segala segi. Bahkan penataan kota di Eropa terpengaruh oleh penataan kota pada masa Islam, terutama dalam hal-hal berikut:

- Pada bangunan dan perencanaan penataan kota

Bangsa Eropa merasa bangga dengan kebesaran kota Qordova sebagai pusat pemerintahan Umawiyah di Andalusia yang merupakan kota terbesar di Eropa pada abad kesepuluh Masehi hingga tidak dapat dibandingkan dengan kota-kota Eropa lainnya, termasuk Konstantinopel yang merupakan ibukota Imperium Bizantium.

Untuk menjelaskan kebesaran Qordova, kita cukup membandingkan bahwa jalan-jalan di kota Qordova telah dihiasi dan diterangi pada saat jalan-jalan di kota-kota Eropa lainnya penuh dengan kotoran.

Jalan-jalan di Qordova dibekali dengan jaringan saluran air tawar dan jaringan pelayanan kesehatan, pada saat kota-kota di Eropa mengalami keterbelakangan dan dipenuhi bau pesing, kotoran manusia dibuang di tengah jalan, yang justru menambah buruk pemandangan kota.

Bangsa Eropa telah belajar tekhnik perencanaan dan penataan kota-kota Islam, dan mereka meniru bangunan Is1am. Rumah-rumah di Eropa terpengaruh oleh gaya dan arsitektur rumah Arab yang memiliki halaman dalam. Dari halaman dalam inilah rumah dapat dibuka tanpa harus membuka bagian luarnya secara langsung.

Demikian juga dengan penataan letak jendela yang membuat rumah orang muslim mendapatkan cukup cahaya dan udara tanpa kelihatan oleh orang-orang yang melintas di luar rumah. Selain dari itu, banyak dipergunakan cat warna putih pada rumah.

Pengaruh ini telah menyebar di Amerika Utara dan Selatan bersamaan dengan datangnya orang-orang Spanyol ke Amerika, hingga saat ini banyak kita jumpai kemiripan antara rumah orang muslim di Andalusia dengan rumah-rumah lama di wilayah Florida Amerika yang telah dibangun oleh orang-orang Spanyol, dan rumah-rumah perkampungan di Meksiko.

Akibat pengaruh kebudayaan Arab yang menyeluruh pada berbagai aspek kehidupan, orang-orang Eropa belajar cara menanam pohon, tumbuh-tumbuhan, dan tanaman hias di halaman rumah mereka yang pada saat sekarang dikenal dengan sebutan taman rumah. Bangsa Arab memang bukan yang pertama kali membuat taman di rumah, akan tetapi mereka sangat memperhatikan dan dianggap sebagai sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan.

Bangsa Eropa telah meniru perhatian seperti ini sehingga menjadi tradisi di kalangan mereka. Sebagaimana juga kaum muslimin memperhatikan pendirian sekolah. Mereka adalah orang yang pertama kali memperhatikan penyebaran rumah sakit yang dilengkapi dengan berbagai peralatan medis untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada semua warga masyarakat dan tradisi ini juga akhirnya ditiru oleh bangsa Eropa.

Dalam menjaga kebersihan dan pendirian toilet umum: Untuk pertama kalinya, etika hidup bersih menjadi prilaku masyarakat dalam peradaban Islam. Orang muslim memperhatikan mandi, kebersihan, dan wudhu' sebagai perintah dari hukum agamanya.

Prilaku hidup bersih ini telah menjadi tradisi hingga menjadi salah satu dari ciri-ciri mereka. Bahkan orang-orang miskin di Andalusia tetap mempergunakan uang terakhir yang dimilikinya untuk membeli sabun agar ia dapat pergi ke masjid dan tempat-tempat umum dalam keadaan bersih dan berpenampilan baik.

Ia tidak perduli apakah setelah itu ia harus tidur di atas tikar. Pemerintahan Islam kemudian memperhatikan perlunya mendirikan toilet-toilet umum dan menyebarkannya di seluruh penjuru kota-kota Islam, sehingga menjadi fenomena kehidupan sehari-hari umat Islam.

Mari kita baca pernyataan yang ditulis oleh Stanley Lane Poole tentang toilet umum dan kebersihan dalam Islam, dalam bukunya "The Story of The Moors i Spain," "Toilet-toilet umum memiliki peranan yang besar di kota-kota Islam, karena kebersihan bagi kaum muslimin bukan saja sekedar iman saja, melainkan juga syarat yang harus dilakukan untuk melaksanakan shalat dan ibadah-ibadah lainnya. Pada saat itu, orang-orang Kristen yang hidup pada abad pertengahan melarang kebersihan dan menganggapnya sebagai perbuatan orang-orang yang menyembah berhala. Para pendeta bangga dengan kotoran mereka hingga ia tidak pernah tersentuh air sama sekali kecuali jari-jarinya, itu pun ketika dicelupkan ke air gereja yang mereka sebut sebagai air suci.

Saya katakan; Ketika kotoran itu menjadi ciri dari kesucian bagi kita, kaum muslimin sangat memperhatikan kebersihan. Mereka tidak beribadah kepada Tuhan-nya kecuali apabila mereka telah bersih dan bersuci.

Ketika Spanyol kembali dikuasai oleh penguasa Kristen, Raja Philip II memerintahkan agar merobohkan toilet-toilet umum, karena dianggap sebagai peninggalan kaum muslimin." Sekarang kebersihan telah menjadi prilaku umum di Eropa dan negara-negara Barat, akan tetapi mereka melupakan sama sekali hutang budi mereka kepada kaum muslimin dalam hal ini, yang sekarang kebersihan justru dianggap sebagai ukuran kemajuan suatu bangsa.

Budaya dari Islam

- Dalam berpakaian

Orang-orang Eropa banyak mengambil unsur-unsur mode yang ada pada pakaian Arab, terutama yang berhubungan dengan pakaian wanita dan pakaian orang berilmu. Misalnya cadar yang dibuat dari kain yang transparan dan berlubang yang dipakai oleh para wanita Eropa di wajah mereka, bahkan ini menjadi simbol tersendiri bagi kalangan bangsawan.

Anehnya, cadar seperti ini sampai sekarang masih ada, akan tetapi penggunaannya terbatas pada tukang besi. Demikian juga dengan topi toga yang dipakai di kalangan kampus. Di antaranya juga cadar yang dipakai oleh para pengantin wanita dan diangkat oleh pengantin pria pada malam pesta pengantin. Asalnya pemakaian cadar seperti ini terkait dengan tradisi orang Arab dan tidak ada hubungannya dengan tradisi orang Eropa.

Akan tetapi mereka memakainya dalam pesta pengantin. Orang Eropa juga belajar dari kaum muslimin kebiasaan mengkhususkan berbagai macam pakaian untuk berbagai acara dalam setahun. Kebiasaan ini dibawa ke Andalusia oleh seorang penyanyi Persia yang terkenal, yaitu Zaryab.

- Dalam tata cara makan

Orang Eropa belajar dari kaum muslimin seni memasak dan tata cara yang berhubungan dengan penyajian makanan, seperti giliran penyajian makanan yang diakhiri dengan memakan roti atau buah-buahan. Demikian juga dengan penyajian makanan kepada orang terhormat yang menggunakan Garpu, pisau, dan sendok sebagai ganti dari makan dengan tangan.

Cara makan seperti ini sebenarnya didapatkan oleh orang Arab dari peradaban Persia yang merupakan peradaban termaju pada masanya. Akan tetapi mereka mengembangkannya sesuai dengan cara-cara yang Islami dan apa yang seharusnya dilakukan dalam menghormati tamu.

Tradisi ini berpindah ke Eropa secara besar-besaran melalui gaya hidup seorang penyanyi Arab bernama Zaryab ketika ia pindah dari Baghdad ke Andalusia dengan membawa kebiasaan orang Persia dan nilai-nilai tradisi Dinasti Abbasiyyah serta selera makannya yang tinggi. Ia berhasil membuat perubahan yang besar dalam kehidupan sehari-harinya seperti cara berpakaian, berpenampilan, dan penataan perabot rumah serta tradisi-tradisi yang berhubungan dengan pola makan.

Di antaranya dengan mengganti tempat minuman yang semula menggunakan emas dan perak di rumah para bangsawan dengan menggunakan gelas kaca. Cara hidup seperti ini tetap bertahan di Andalusia dan kemudian berpindah ke rumah para bangsawan lalu menyeluruh ke seluruh lapisan masyarakat Eropa.

- Permainan yang menghibur

Bangsa Arab meniru beberapa jenis permainan dari dua peradaban besar, yaitu peradaban Persia dan peradaban India seperti; permainan catur, dadu, dan dama. Sedangkan bangsa Eropa meniru permainan ini dari bangsa Arab dan mengembangkan penggunaannya, terutama catur yang dikembangkan oleh bangsa Eropa menjadi lebih lengkap dan menjadi permainan yang mengutamakan pikiran seperti yang kita ketahui pada saat sekarang.

- Dalam seni tenun dan tekstil 

Bangsa Arab juga unggul dalam seni tenun seperti; menyulam, menjahit, dan membordir. Sebelumnya seni tenun seperti ini dilakukan oleh orang Arab pedalaman, seperti macrame (bahasa Inggris) yang berasal dari bahasa Arab "Makhramah." Sebagian seni tenun ini muncul di Syam, Persia, atau di negara lainnya yang berperadaban.

Seni tenun ini kemudian dibawa ke Andalusia dan Sisilia. Dari kedua kota inilah seni tenun menyebar di Eropa. Sebagaimana juga kesenian "Aubttsson" yang terkenal di Prancis merupakan kesenian asli Andalusia yang masuk ke Prancis bersamaan dengan datangnya penduduk migran ke Andalusia dan mengungsi ke Prancis karena lari dari tekanan penguasa pada saat itu. Kesenian ini kemudian mencapai puncak kemajuannya di Prancis dan menjadi terkenal.


Pertanian dan Peternakan Hewan : Warisan Peradaban Islam

pertanian dan peternakan islam cendekiawan id

Kaum muslimin banyak memasukkan berbagai hasil pertanian dan buah-buahan yang belum dikenal oleh bangsa Eropa yang telah mereka dapatkan dari semua penjuru dunia di masa lampau. Di Andalusia, kaum muslimin berhasil mengembangkan pola tanam dan sistem irigasi secara besar-besaran. Mereka merubah kepulauan Iberia (Spanyol dan Portugal) menjadi surga yang hijau dan teduh karena kebun-kebunnya dipenuhi dengan pohon dan tanaman hias dari berbagai jenis.

Dari Andalusia inilah tersebar taman-taman dan bunga-bunga ke seluruh Eropa Barat. Suatu kenyataan yang memang dapat kita lihat pada masa sekarang dan tidak kita temukan di Eropa Timur, sekalipun usia peradaban mereka tebih tua dari pada Eropa Barat yang masih terendam dalam lumpur dan kebodohan hingga datang kaum muslimin.

Kaum muslimin memiliki banyak karya tulis yang sangat penting dalam bidang pertanian dan telah diambil oleh bangsa Eropa sehingga turut memberikan kontribusi bagi kebangkitan dunia pertanian di Eropa. Kaum muslimin, khususnya bangsa Arab, juga berhasil dalam peternakan dan pembinaan hewan, sehingga mereka mampu mengawinkan berbagai jenis kuda Arab unggulan dan menjadi tumpuan kemenangan mereka dalam berbagai penaklukan yang dilakukan oleh Islam dan dalam perang mempertahankan keutuhan wilayah Islam, termasuk juga dalam Perang salib.

Kuda-kuda sejenis ini hingga sekarang masih dibanggakan dalam pacuan kuda dan dalam pameran kuda sehingga kuda-kuda yang lain berada di belakangnya. Sebagaimana mereka juga berhasil mengawinkan berbagai jenis kambing unggulan seperti kambing Merino yang hingga pada saat sekarang menjadi tumpuan dalam memproduksi wool.

Apabila kita perhatikan bahwa proses pembibitan hewan yang unggul dan perkawinan silang antara hewan-hewan yang unggul merupakan pekerjaan yang sulit dan memerlukan pengalaman dan ketelitian, bahkan juga memerlukan banyak percobaan dari beberapa generasi, niscaya kita mengetahui bahwa prestasi yang dicapai oleh bangsa Arab dalam bidang pembibitan hewan yang unggul pada kenyataannya merupakan prestasi yang sangat besar bagi peradaban manusia, sekalipun kebanyakan dari kita tidak mengetahuinya.

Mari kita simak apa yang dikatakan oleh H.J. Weells dalam bukunya " Ma' alim Tarikh Al-lnsaniyyah" tentang bangsa Arab dan pertaniannya, "Mereka bertani dengan cara yang ilmiah. Mereka memiliki berbagai cara baru untuk irigasi. Mereka mengetahui tanah yang subur dan menganalisa hasil panennya sesuai dengan tingkat kelembaban. Mereka unggul dalam pengelolaan kebun dan mengetahui bagaimana memupuk tanaman supaya menghasilkan berbagai macam buah-buahan dan bungabunga yang baru.

Mereka telah memasukkan banyak pohon dan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan ke Barat dari Timur dan menulis tesis ilmiah dalam bidang pertanian." Inilah juga yang dikatakan oleh Stanley Lane Pool dalam bukunya "Kisah bangsa Arab di Spanyol," "Kita merasakan keunggulan bangsa Arab dan besarnya pengaruh usaha mereka ketika melihat di Spanyol tanah-tanah yang didatangi oleh kaum muslimin menjadi surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan dipenuhi oleh berbagai jenis tumbuhan-tumbuhan seperti zaitun dan kurma. Ketika kita menyebut negeri itu yang maju pada masa ilmu dan ilmuwan Arab, kita merasakan adanya kemunduran secara menyeluruh."

Iulah kondisi eropa dan muslimin saat itu, untuk mengetahui lebih lengkap tentang siapa saja ilmuan islam yang berkontribusi dibidang ini, kamu bisa klik di tombol dibawah ini.


Selamat membaca…..
Apa bila ada kritik dan saran, kamu bisa menuliskannya dilink ini,


Tekhnik Mesin dan lndustri : Warisan Peradaban Islam

Tekhnik Mesin dan lndustri Warisan Peradaban Islam cendekiawan id

Para ilmuwan muslim banyak membuat Penemuan bagi pengembangan tekhnik mesin yang di kalangan mereka dikenal dengan nama "Al-hail." Penemuan mereka antara lain berupa; alat pembersih, jam air, jam air bendentang yang memiliki jarum dan bola perak.

Sebagaimana mereka juga merupakan bangsa yang pertama kali membuat jam mesin. Kalau bukan mereka penemunya, mereka tidak akan menemukan peralatan lainnya seperti peralatan irigasi, peralatan panggang, dan mesin penyuling minyak zaitun yang juga dianggap sebagai perkembangan yang besar sesuai dengan pengalaman mereka dibidang mekanik.

Bahkan mereka secara khusus juga unggul dalam pembuatan mainan dan boneka bergerak dari mesin yang membuat bangsa Eropa sangat terkejut. Mereka kemudian menjadikan jam sebagai alat yang unik dan terpercaya untuk mengetahui waktu. Kaum muslimin juga dianggap unggul dalam mengolah teknologi barang tambang serta dalam industri besi dan baja yang membuat mereka terkenal dalam membuat pedang dan peralatan perang.

Ketika mereka telah mengetahui rahasia yang ada pada bubuk senjata yang ditemukan oleh bangsa Cina, mereka membuat meriam dan memakainya dalam perang di Andalusia. Sedangkan bangsa Eropa mengira bahwa meriam itu digerakkan oleh setan. Adapun di antara penemuan bangsa Arab yang terpenting adalah pembuatan kertas yang telah mereka pelajari rahasianya dari bangsa Cina.

Pembuatan kertas ini telah memberikan kontribusi yang besar dalam penyebaran ilmu pengatahuan dan kebudayaan di seperempat kawasan Eropa dan di dunia secara umum. Bahkan juga turut mempercepat tingkat kemajuan peradaban manusia.

Mari kita baca tulisan H.J. Weells tentang industri bangsa Arab dalam bukunya "Ma'alim Tarikh Allnsaniyah," "Adapun dalam bidang industri, mereka telah menambah jenis dan memperindah bentuknya serta menekuninya. Mereka mengolah semua jenis barang tambang; emas, perak, tembaga, besi, dan baja.

Dan, tidak ada seorang pun yang dapat menyaingi mereka dalam membuat industri tekstil. Sebagaimana mereka juga membuat kaca dan keramik dari bahan baku yang unggul dan sangat istimewa. Di samping iuga mereka mengetahui rahasia menyamak kulit dengan baik dan membuat kertas.

Mereka banyak memiliki berbagai cara untuk menyamak kulit. Kerajinan kulit hasil produksi mereka sangat terkenal di seluruh penjuru Eropa. Mereka juga memproduksi berbagai jenis parfum dan minuman, serta membuat gula dari bahan baku tebu”

Meriam termasuk yang paling terakhir ditemukan oleh bangsa Arab. Meriam ditemukan oleh orang Maroko pada saat terjadi kekacauan dalam peradaban bangsa Arab, sedangkan Eropa sedang menuju kebangkitan dan memanfaatkan potensi ilmu pengetahuan.

Karena itu, penemuan ini menjadi musibah bagi kita, karena Eropa yang sedang bangkit pada saat itu berhasil mengembangkannya dan mempergunakannya untuk menghantam benteng-benteng pertahanan Arab di Andalusia dan mengambil kembali Portugal dan Spanyol dari kekuasaan kaum muslimin.

Mereka juga menggunakan meriam sebagai senjata di kapal perang mereka yang pada gilirannya dapat membuat Portugal, Inggris, dan Belanda menguasai semua lautan di dunia. Sedangkan orang Arab tidak mampu untuk mengembangkannya karena telah disibukkan oleh perang.

Bahkan sebagian pelabuhan kaum muslimin di Laut Tengah dan Samudera India telah beralih fungsi dan dijadikan dermaga oleh kapal perang Eropa.

Memang benar, pemerintahan Turki Utsmani berhasil mengembangkan meriam dan membuatnya secara besar-besar di atas pagar Konstantinopel, akan tetapi Eropa telah menyatukan kekuatan mereka untuk menyerangnya. Disamping juga ada sebab-sebab lain yang membuat Eropa tidak mau bergantung kepada bangsa lain.

Itulah gambaran dari sekian banyak ciptaan muslimin yang dibuat untuk mempermudah pekerjaan umat. Kalau kamu ingin tahu lebih dalam siapa saja ilmuan muslim yang ikut andil di bidang ini, kamu bisa klik tombol berikut


selamat membaca..

jika ada kritik dan saran, kamu bisa juga mengisinya dengan klik disini.

Metode Eksprimen dan Teknologi llmiah : Warisan Peradaban Islam

Metode Eksprimen dan Teknologi llmiah islam cendekiawan id


Metode Eksprimen dan Teknologi llmiah

Kaum muslimin berpendapat bahwa cara berpikir filsafat dan logika sekalipun menafikan tuntutan masalah pemikiran, akan tetapi itu saja tidak cukup untuk mengatasi masalah pengetahuan alam dan berbagai masalah kebendaan (materi).

Karena itu, mereka melakukan eksprimen dan menjadikannya sebagai cara terpenting untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah. Mereka melakukan eksprimen yang menyimpang karena penelitian mereka pada masalah-masalah yang tidak pernah terdetik di dalam benak para ilmuwan bangsa Yunani dan lainnya.

Di antara salah satu contoh dari eksprimen itu adalah eksprimen yang dilakukan oleh Ibnul Haitsam pada cahaya dan bayangan, serta eksprimen yang dilakukan oleh Al-Biruni bahwa melihat Zanrrud dapat mengalirkan air mata ular.

Adapun yang turut memotivasi para ilmuwan muslim untuk mengadakan eksprimen adalah bahwa nilai-nilai Islam menjadikan mereka tidak berpangku tangan dan harus bekerja keras, dan bahwa dengan dihapuskannya perbedaan kasta sosial yang diajarkan oleh Islam, ilmu tidak dianggap menara gading yang tertutup dan hanya diperuntukkan bagi anak-anak dari kasta terhormat.

Akan tetapi, Islam menjadikan ilmu sebagai medan yang harus dipelajari baik oleh rakyat biasa maupun bangsawan. Dengan adanya metode eksprimen ini dan masuknya generasi dari masyarakat umlrm untuk mempelajari ilmu, para ilmuwan muslim semakin banyak bermunculan dan berhasil melakukan penelitian secara teliti.

Bahkan mereka mengungguli berbagai peradaban sebelumnya dalam bidang tekhnologi keilmuan. Maksudnya, teknologi yang secara khusus berhubungan dengan cara pengembangan ilmu itu sendiri dan kemudahan untuk melakukan riset ilmiah, seperti pengamatan bintang-bintang dan penggunaan berbagai macam alat ukur.

Karena itu, kaum muslimin kemudian mengembangkan berbagai yang ada pada masa primitif yang dikenal oleh bangsa Yunani, Yahudi, dan bangsa Suryani. karena mereka lebih memperhatikan pemikiran teoritis dari pada melakukan eksprimen ilmiah - menjadi alat-alat yang lebih maju dan mudah digunakan.

Dan, ini telah terbukti pada alat-alat ukur yang bermacam-macam seperti; penggaris, timbangan, teropong bintang, alat eksprimen dan campuran bahan-bahan kimia, alat bedah, dan peralatan kedokteran. Para ilmuwan muslim tidak hanya sekedar mengembangkan dan meningkatkan fungsi alat-alat itu, melainkan mereka juga menemukan alat-alat baru, diantaranya seperti yang ditemukan oleh Jamsid Al-Kasyi berupa piring yang berisi peta wilayah, dan yang ditemukan oleh Asy-Syarif Al-Idrisi berupa bola globe yang terbuat dari perak.


Metode llmiah (scientific Method)

Metode ilmiah memiliki pengantar pemikiran dan keimanan yang keberadaanya merupakan syarat penting demi tercapai metode ilmiah tersebut. Pada kenyataannya, pengantar-pengantar seperti ini tidak ada pada peradaban mana pun sebelum Islam, bahkan dalam sejarah keilmuan, metode ilmiah datangnya dari Islam secara khusus.

Hal ini tidak lain karena Islam adalah satu-satunya agama yang menjunjung tinggi nilai inovatif dan memerintahkan untuk berlaku jujur dan bersih. Di samping itu, Islam juga menganjurkan melakukan eksprimen kepada warisan khazanah keilmuan dengan cara memilih hadis-hadis Nabi dan mengelompokkannya sesuai dengan tingkatan keshahihannya.

Eksprimen kepada warisan khazanah keilmuan ini seolah-olah tidak ada hubungannya dengan metode riset ilmiah dalam bidang ilmu pengetahuan alam. Padahal sebenarnya korelasinya sangat kuat, karena eksprimen terhadap kebenaran hadis telah memunculkan keraguan secara ilmiah dan metode mencari hakikat yang sebenarnya.

Karena itu, para ilmuwan muslim seperti Ibnul Haitsam, Al-Bairuni, ]abir bin Hayyan, dan Ibnu Khaldun telah terlebih dahulu menemukan metode ilmiah (scientific method) sebelum tulisan Roger Beacon dan Francis Beacon sampai kepada kita. Karena keduanya juga pernah belajar kepada para ilmuwan Andalusia dan telah membaca metode ilmiah dalam literatur-literatur bahasa Arab yang telah diterjemahkan.

Untuk mengetahui lebih lengkap tentang siapa saja ilmuan islam yang berkontribusi dibidang ini, kamu bisa klik di tombol dibawah ini.



Selamat membaca…..
Apa bila ada kritik dan saran, kamu bisa menuliskannya disini..


Friday, September 27, 2019

Ilmu Pelayaran : Warisan Peradaban Islam

Ilmu Pelayaran : Warisan Peradaban Islam cendekiwan id

Pelayaran

Bangsa Arab telah melakukan pengembangan yang sangat penting pada alat-alat pengintai yang digunakan oleh para pelaut, seperti astarlab dan alat ar-rub'u. Mereka adalah orang yang pertama kali memakai al-buushlah dalam pelayaran di atas ketinggian gelombang laut. Al-Buushlah memang ditemukan oleh bangsa Cina, akan tetapi mereka mempergunakannya untuk perjalanan di darat dan bukan di laut ketika berlayar.

Sebagaimana mereka juga telah menggambar peta pelayaran dengan sangat teliti dan warisannya telah dinikmati oleh bangsa Eropa. Keadaan ini telah menjadikan manusia berani untuk mengarungi lautan. Karena sebelumnya mereka hanya berlayar di tepian pantai.

Keadaan ini juga telah memacu bangsa Arab untuk membuat perahu dan mengembangkan industri perkapalan. Maka dari itu, bukan terjadi secara kebetulan apabila penemuan geografi berangkat dari Spanyol dan Portugal, sebab mereka telah berabad-abad hidup bersamaan kekayaan peradaban Islam.

Hal itu dapat kita lihat pada makalah yang ditulis oleh Juan Vernit, guru besar Universitas Barcelona dalam bukunya "Kebudayaan Spanyol-Arab di Timur dan di Barat" yang diterbitkan pada tahun '1978 M, dan pernah diterbitkan di Prancis pada tahun 1985 M.

Dalam tulisannya yang berjudul "Hutang Budi dalam Bidang Kebudayaan kepada Arab Spanyol," ia mengatakan, "Di antara kebaikan yang diberikan oleh bangsa Arab bagi kebudayaan manusia adalah memberikan pengalaman mereka dalam bidang pelayaran, arsitektur, pembuatan perahu, dan menggambar peta geografi dan pelayaran, karena mereka telah terlebih dahulu mengetahui keadaan cuaca dan perubahannya. 

Mereka telah mengajarkan ilmu-ilmu kepada Andalusia sejak dini, sehingga mereka berhak mendapatkan kehormatan dalam mengarungi samudera selama berabad-abad lamanya. Tidak diragukan lagi bahwa mereka telah memanfaatkan kemajuan bangsa Ariya yang sebelumnya telah mengarungi tepian pantai Laut Tengah, dan mereka mengembangkannya sehingga mereka pintar dalam hal itu. Bahkan mereka juga membangun pelabuhan-pelabuhan bisnis dan perang di perairan teluk dan perairan Laut Tengah. Di Andalusia, mereka dikenal sebagai raja laut."

Sebagaimana hal itu juga dapat kita lihat pada tulisan seorang orientalis asal Swiss, Von Crimer, "Pelabuhan yang dibangun oleh bangsa Arab pada masa lalu telah menjadi percontohan bagi pelabuhan-pelabuhan yang ada di Eropa. Bahkan banyak istilah-istilah kelautan Arab yang masih dipergunakan oleh pelaut di Selatan Eropa."

Untuk mengetahui lebih lengkap tentang siapa saja ilmuan islam yang berkontribusi dibidang ini, kamu bisa klik di tombol dibawah ini.


Selamat membaca…..
Apa bila ada kritik dan saran, kamu bisa menuliskannya dilink ini,